Blogger Widgets

Sabtu, 05 April 2014

Puisi "Perihal Hujan Kemarin". Karya: Maulidan Rahman Siregar

Perihal Hujan Kemarin
Karya: Maulidan Rahman Siregar

/1/
gemuruh tangis Mikail yang jatuh buru-buru selalu saja melukiskan namamu ditiap rintiknya, inikah yang disebut merindu, Din?
/2/
Din, tentang hujan yang menggenangi atap kotaku senja tadi. sudilah kiranya aku menganggap itu kamu. maka banjirlah aku, maka tenggelamlah aku dalam rindu. lalu berlinanglah itu si kelopak mataku, mengiringi titik-titik hujan yang silih berganti, berpacu dalam melodi-melodi nan syahdu.
ya, kira-kira begitu, Din
/3/
tentang satu warna pelangi yang timbul selepas hujan berduyun-duyun senja tadi di kotamu, Dinda. sudilah kiranya kau menganggap itu aku. Oke?


Pariaman, 6 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar