Perihal
Hujan Kemarin
Karya: Maulidan Rahman Siregar
/1/
gemuruh tangis Mikail yang jatuh
buru-buru selalu saja melukiskan namamu ditiap rintiknya, inikah yang disebut
merindu, Din?
/2/
Din, tentang hujan yang
menggenangi atap kotaku senja tadi. sudilah kiranya aku menganggap itu kamu.
maka banjirlah aku, maka tenggelamlah aku dalam rindu. lalu berlinanglah itu si
kelopak mataku, mengiringi titik-titik hujan yang silih berganti, berpacu dalam
melodi-melodi nan syahdu.
ya, kira-kira begitu, Din
/3/
tentang satu warna pelangi yang
timbul selepas hujan berduyun-duyun senja tadi di kotamu, Dinda. sudilah
kiranya kau menganggap itu aku. Oke?
Pariaman, 6 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar