Blogger Widgets

Selasa, 24 Februari 2015

Cerpen 'Falday' (Juara 3 lomba menulis dalam launching buku antologi ‘Kelingking Persahabatan’)

Falday


Oleh: Kamila Wahyuna Hardina

SD Muhammadiyah 4 Surabaya

            Kulirik kalender yang terpasang di dinding rumahku. Seketika, aku teringat sesuatu. Aku kembali melihat kalender itu, dan memfokuskan mataku pada tanggal 14 Februari 2015. Aha! Aku teringat sesuatu! Ini kan hari valentine yaitu hari kasih sayang dimana orang-orang akan memberikan hadiah special untuk pasangannya. Tapi aku tahu dalam islam merayakan dan mengucapkan valentine pada seseorang haram hukumnya karena itu sama saja seperti syirik. Padahal  seharusnya hari kasih sayang diberikan setiap hari kepada semua orang agar menjalin tali silaturahim yang erat.
            Aku kembali melihat kalender. Tahun ini tanggal 14 Februari 2015 jatuh pada hari Sabtu. Seperti tahun lalu, saat hari valentine day atau Valday biasanya aku ganti nama itu dengan nama family day atau falday. Jadi di hari itu aku dan keluargaku akan selalu menikmati kegiatan bersama-sama. Apalagi kalau memiliki keluarga sibuk seperti aku pasti menikmati kegiatan bersama keluarga sangat menyenangkan.
            Untuk tahun ini di hari Falday aku ingin memberikan sesuatu yang special untuk Ayah dan Mamaku. Kulihat dari ruang tamu sepertinya mama sedang berbincang-bincang dengan ayah yang akan mengantarkan aku dan adikku ke sekolah. Tiba-tiba panggilan Ayah yang memanggilku dan adik membuyarkan apa yang kupikirkan dan mengingatkanku bahwa aku harus segera berangkat ke sekolah karena hari ini sedang di adakan Ujian praktek musik. “Lita.. Nasywaa, ayo segera berangkat jangan sampai telat..” Begitulah ayah memanggilku dan adik dari teras.
            “Iya ayah.. Ini Lita juga udah selesai kok,” sahutku sambil menuju ke teras, disusul oleh adik. Sesampai di teras,  ternyata ayah sudah berada di dalam mobil untuk memanaskan mesin mobil. Tanpa membuang waktu, aku dan Nasywaa langsung masuk ke dalam mobil. Tapi sebelum itu aku salim dulu kepada mamaku, dan mama membalasnya dengan ucapan. “Hati-hati di jalan ya nak, semoga berkah. Untuk Lita,  semoga Ujian musiknya lancar dan kelompokmu menjadi pemenang,” kata mama dengan suara lembutnya.
             “Iya Mama, terimakasih. Mama juga hati-hati ya nanti saat kerja,”ucapku. Kebetulan mamaku ini bukan Ibu rumah tangga.  Tetapi ia adalah seorang perawat anak atau suster yang merawat anak-anak. “Assalamualaikum mama,” kataku, Nasywaa dan Ayah. “Waalaikumsalam,” jawab mamaku.
            Di perjalanan menuju sekolah aku memilih untuk diam seribu bahasa. Sebenarnya ada tiga sebab yang membuatku seperti ini.  Pertama, aku masih bingung harus memberi hadiah apa untuk ayah dan mama di hari falday ini. Yang kedua aku masih gugup untuk ujian musik yang berupa festival. Apalagi aku yang menjadi vocal. Akulah yang menyanyi diiringi alat musik recorder, piano, tamborin dan pianika. Teman-teman sekelompokku sendiri. Apalagi nanti kelompokku belum siap dan yang ketiga akulah ketua yang bertanggung jawab untuk kelompokku.
            Sesampainya di sekolah..
Aku sampai di sekolah dan segera menuju ke tempat ujian musik bersama teman-teman yang sekelompok denganku. Ada Elmira, Dylan, Haqi, Teddy, Naya, Najima, Triska, Fathan dan Ikhwan. Kelompok kami memakai aksesoris topi ambon yang kami buat sendiri. Karena nanti kelompok kami akan membawakan lagu Merindukan Amboina.
            Setelah satu jam terlewat, dan dimana masa-masa penampilan kelompokku terlewati. Sekarang waktunya pengumuman. Dan ternyata kelompokkulah yang menjadi pemenang juara 1. Aku sangat bangga sekarang aku sudah menemukan hadiah untuk papa, mamaku. Akan kuceritakan di rumah sepulang dari sekolah. Tahun ini adalah falday yang berkesan aku senang sekali dengan hadiah yang kuberikan untuk papa, mamaku tidak berupa benda memang. Tapi sebuah penghargaan yang di dapatkan anaknya.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar