Falday
Oleh:
Kamila Wahyuna Hardina
SD
Muhammadiyah 4 Surabaya
Kulirik
kalender yang terpasang di dinding rumahku. Seketika, aku teringat sesuatu. Aku
kembali melihat kalender itu, dan memfokuskan mataku pada tanggal 14 Februari
2015. Aha! Aku teringat sesuatu! Ini kan hari valentine yaitu hari kasih sayang
dimana orang-orang akan memberikan hadiah special untuk pasangannya. Tapi aku
tahu dalam islam merayakan dan mengucapkan valentine pada seseorang haram
hukumnya karena itu sama saja seperti syirik. Padahal seharusnya hari kasih sayang diberikan setiap
hari kepada semua orang agar menjalin tali silaturahim yang erat.
Aku kembali melihat kalender. Tahun ini tanggal 14
Februari 2015 jatuh pada hari Sabtu. Seperti tahun lalu, saat hari valentine
day atau Valday biasanya aku ganti nama itu dengan nama family day atau falday.
Jadi di hari itu aku dan keluargaku akan selalu menikmati kegiatan
bersama-sama. Apalagi kalau memiliki keluarga sibuk seperti aku pasti menikmati
kegiatan bersama keluarga sangat menyenangkan.
Untuk tahun ini di hari Falday aku ingin memberikan
sesuatu yang special untuk Ayah dan Mamaku. Kulihat dari ruang tamu sepertinya
mama sedang berbincang-bincang dengan ayah yang akan mengantarkan aku dan
adikku ke sekolah. Tiba-tiba panggilan Ayah yang memanggilku dan adik
membuyarkan apa yang kupikirkan dan mengingatkanku bahwa aku harus segera
berangkat ke sekolah karena hari ini sedang di adakan Ujian praktek musik.
“Lita.. Nasywaa, ayo segera berangkat jangan sampai telat..” Begitulah ayah
memanggilku dan adik dari teras.
“Iya ayah.. Ini Lita juga udah selesai kok,” sahutku
sambil menuju ke teras, disusul oleh adik. Sesampai di teras, ternyata ayah sudah berada di dalam mobil
untuk memanaskan mesin mobil. Tanpa membuang waktu, aku dan Nasywaa langsung
masuk ke dalam mobil. Tapi sebelum itu aku salim dulu kepada mamaku, dan mama membalasnya
dengan ucapan. “Hati-hati di jalan ya nak, semoga berkah. Untuk Lita, semoga Ujian musiknya lancar dan kelompokmu
menjadi pemenang,” kata mama dengan suara lembutnya.
“Iya Mama, terimakasih. Mama juga hati-hati ya
nanti saat kerja,”ucapku. Kebetulan mamaku ini bukan Ibu rumah tangga. Tetapi ia adalah seorang perawat anak atau
suster yang merawat anak-anak. “Assalamualaikum mama,” kataku, Nasywaa dan
Ayah. “Waalaikumsalam,” jawab mamaku.
Di perjalanan menuju sekolah aku memilih untuk diam
seribu bahasa. Sebenarnya ada tiga sebab yang membuatku seperti ini. Pertama, aku masih bingung harus memberi
hadiah apa untuk ayah dan mama di hari falday ini. Yang kedua aku masih gugup
untuk ujian musik yang berupa festival. Apalagi aku yang menjadi vocal. Akulah
yang menyanyi diiringi alat musik recorder, piano, tamborin dan pianika.
Teman-teman sekelompokku sendiri. Apalagi nanti kelompokku belum siap dan yang
ketiga akulah ketua yang bertanggung jawab untuk kelompokku.
Sesampainya di sekolah..
Aku
sampai di sekolah dan segera menuju ke tempat ujian musik bersama teman-teman
yang sekelompok denganku. Ada Elmira, Dylan, Haqi, Teddy, Naya, Najima, Triska,
Fathan dan Ikhwan. Kelompok kami memakai aksesoris topi ambon yang kami buat
sendiri. Karena nanti kelompok kami akan membawakan lagu Merindukan Amboina.
Setelah satu jam terlewat, dan dimana masa-masa
penampilan kelompokku terlewati. Sekarang waktunya pengumuman. Dan ternyata
kelompokkulah yang menjadi pemenang juara 1. Aku sangat bangga sekarang aku
sudah menemukan hadiah untuk papa, mamaku. Akan kuceritakan di rumah sepulang
dari sekolah. Tahun ini adalah falday yang berkesan aku senang sekali dengan
hadiah yang kuberikan untuk papa, mamaku tidak berupa benda memang. Tapi sebuah
penghargaan yang di dapatkan anaknya.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar