Winda
Winda,
Gadis kecil di depan perapian,
Merindukan dekapan dan belaian,
Bercak hitam disudut tangan,
Merajut asa merindukan naungan.
Gadis kecil di depan perapian,
Merindukan dekapan dan belaian,
Bercak hitam disudut tangan,
Merajut asa merindukan naungan.
Winda
Teriakan kecil pikuk merintih,
Takut di timbun di peti mati,
Tetes air mata merengkuh pelan,
Merindu ibu yang pergi tanpa pesan.
Teriakan kecil pikuk merintih,
Takut di timbun di peti mati,
Tetes air mata merengkuh pelan,
Merindu ibu yang pergi tanpa pesan.
Winda,
Hati rindukan sosok ibu bertabur kasih,
Rindukan belaian terakhir tertinggal perih,
Rindukan tangan halus berbau darah,
Rindukan sosok bayang yang menemani tidurnya.
Hati rindukan sosok ibu bertabur kasih,
Rindukan belaian terakhir tertinggal perih,
Rindukan tangan halus berbau darah,
Rindukan sosok bayang yang menemani tidurnya.
Winda,
Gadis tabah di bayangi kematian,
Menyusul ibu di peraduan,
Di peluk hangat tawa kawan,
Di caci maki pengkhianatan.
Gadis tabah di bayangi kematian,
Menyusul ibu di peraduan,
Di peluk hangat tawa kawan,
Di caci maki pengkhianatan.
Winda,
Akan tetap bertahan, Kuat berharap,
Karna Tuhan tetap membelainya,
Karna Tuhan tetap Menjaganya,
Karna Tuhan tetap menyampaikan rindu dari malaikat dilangit ke tujuh.
Akan tetap bertahan, Kuat berharap,
Karna Tuhan tetap membelainya,
Karna Tuhan tetap Menjaganya,
Karna Tuhan tetap menyampaikan rindu dari malaikat dilangit ke tujuh.
* Puisi ini di tulis berdasarkan
inspirasi dari Gadis tegar berhati malaikat Winda Oktania Eka Saputri.
Biodata penulis :
Arta Laras Angelina. Gadis asli Surabaya
kelahiran 1998 ini masih menjadi siswa kelas 9 di SMPN 15 Surabaya. Hidup
dengan sejuta cita cita, Ia bertekad membahagiakan kedua orang tua dan semua
yang mengenalnya.Berikut beberapa karyanya yang sudah di publikasikan ; Bait
Bait Doa Tyas (Antologi cerpen Surabaya Satu, Terbitan FAM Surabaya) , Salah
Merindu (Antologi puisi My Broken Promises, Terbitan Meta Kata), Sekat Rindu
Tanpa Syarat (Antologi puisi Ramadhan Semesta Merindu, Terbitan Meta Kata) ,
Sekawan Di ujung senja (Majalah IPPNU pusat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar