Blogger Widgets

Sabtu, 28 Desember 2013

Meniti Jalan Kehidupan (Bagian Pertama)

Oleh : Nisma Abdurrahman
Sekolah : SMA AL Hikmah Surabaya
(Juara 1 Lomba esai di SMA 2 Surabaya, diseleksi oleh perwakilan FAM Surabaya sebagai juri)


Perjalanan seseorang untuk menggapai surga bagaikan perjalanan melewati hutan belantara. Jalan tak beraspal, perkampungan entah dimana, ancaman akan diterkam binatang buas terbuka lebar, perbekalan pun tinggal sedikit. Jika orang yang menempuhnya lamban dan memiliki motivasi yang tipis bagaikan selembar tisu, pengetahuan akan arah dan tujuan perjalanan rendah bahkan nyaris buta, maka inilah yang dinamakan kebinasaan dan kesengsaraan. Namun, lain halnya jika orang yang menempuhnya memiliki tekad yang bulat, motivasi sekuat baja dan pengetahuan akan arah dan tujuan yang tuntas. Maka inilah yang dinamakan hati yang sempurna sehingga rahmat dan tangan Nya membawanya ke kampung keselamatan. 

Hati yang baik adalah hati yang berkemauan tinggi, memiliki motivasi dan kecintaan yang kuat. Karena kemauan dan kecintaan berbanding lurus dengan hal yang dicintai dan bergantung dengan hati yang kosong dari penyakit yang menghalanginya dari kemauan. Sebaliknya lemahnya kemauan dan rendahnya motivasi disebabkan karena kurangnya rasa atau adanya penyakit yang melemahkan penghidupan hati.

 Sesungguhnya hidup yang bahagia hanya diperoleh dengan kemauan yang kuat, cinta yang tulus dan motivasi yang tinggi. Sejauh mana kemauan, sejauh itu kebahagiaan dalam hidup. Peran kehidupan itu ada yang baik dan ada yang buruk. Ketika seseorang sudah mulai beranjak dewasa, ketika akalnya mulai sempurna, mulailah ia berpikir tentang hakekat kehidupan, yaitu kehidupan yang sedang ia jalani sebagaimana yang dijalani juga oleh manusia lainnya.

 Allah sebagai pencipta alam semesta dan segala isinya, tidak mungkin mencelakakan ciptaan-Nya. Dalam berbagai ayat disebutkan bahwa Allah rabbul aalamiin. Untuk mewujudkan kelestarian umat manusia, Allah telah meletakan hukum atau sistem perjalanan segala wujud di alam semesta, dan jalan hidup manusia. Khusus mengenai sistem yang mengatur jalan hidup manusia Allah menyebutnya dengan nama Al-Islam

Allah berfirman:
“Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” 
(QS. Ali Imran 85)

Ini menunjukan bahwa hanya islam yang Allah akui sebagai jalan hidup manusia. Tanpa islam manusia akan celaka. Sebab otak manusia yang Allah ciptakan kapasitasnya bukan untuk mengarang agama sendiri. Karenanya agama apapun yang berasal dari karangan otak manusia, tidak mungkin bisa menjadi pegangan. Lebih jauh, Allah menciptakan manusia dengan bekal fitrah yang sesuai dengan ajaran-Nya (baca:Islam). Karenanya manusia sepanjang sejarah tidak akan pernah bisa lari dari seruan fitrahnya. Bila ia menjauh dari seruan fitrah tersebut, ia pasti akan meronta-ronta. Kegelisahan demi kegelisahan akan terus mencekam dalam jiwanya. 

Tak terhitung kasus yang membuktikan bahwa begitu banyak manusia yang bunuh diri hanya karena kekeringan jiwa, padahal secara kebutuhan materi, mereka bisa dikatakan terpenuhi. Hasil penelitian WHO, seperti diungkap harian Republika 11/10/2006, membuktikan bahwa 873 ribu manusia melakukan bunuh diri di dunia setiap tahunnya. Dan 45 tahun terakhir angka tersebut rata-rata naik 60%. Bahkan di Jepang, negara yang sudah terkenal maju secara teknologi. Sempat terdata bahwa angka bunuh diri dalam satu tahun mencapai 30 ribu orang. Penyebab utama tindakan bunuh diri ini rata-rata karena ketercekaman jiwa. Tidak hanya ini yang mereka lakukan, di internet begitu banyak jumlah situs yang mengajarkan bagaimana seseorang dapat melakukan bunuh diri dengan cepat. Betapa kenyataan ini semua menunjukan bahwa manusia benar-benar diambang kehancurannya ketika tidak mengikuti syariat Islam. Mereka tidak akan memperoleh kebahagiaan di dunia apalagi di akhirat tanpa kembali kepada Islam. Sebab hanya Islam yang Allah setting paling sesuai dengan panggilan fitrahnya.

Karena itulah, sekalipun manusia menghancurkan Islam sepanjang sejarah, Islam tidak akan pernah musnah. Dibanding agama-agama lain, Islam adalah agama yang paling banyak dimusuhi. Allah berfirman :
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.”
(QS. At-Taubah 33)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar